Artikel Tentang Curahan Hati Remaja

Senin, 15 September 2014

Menyayangimu Tapi Tak Bisa Memilikimu

Menyayangimu Tapi Tak Bisa Memilikimu - Dera sedang duduk di halaman belakang rumah sambil memandangi bunga yang tumbuh subur, hujan baru saja berhenti. dia selalu sedih setiap ingat sosok pria gagah, cool dan keren yang ia kenal saat persami 1 tahun yang lalu.

Karya : Yulia Lily

 
“Hey, jangan bengong nanti kesambet” kata cowok tampan

“Ehh, iyaa.. gak kok, siapa juga ngelamun?” Kata dera

“Trus kalau gak ngelamun ngapain donk?” kata cowok tampan

“Beneran gak yaa, emmm ada apa ya? Mau pinjem sapu? Atau ember? Atau apa?” Tanya dara

“Aku gak pinjem apa-apa aku udah punya semua kok, tenda aku udah komplit semua, tu tenda aku warna biru” kata cowok tampan sambil menunjuk ke arah tendanya. Lalu cowok tampan pergi.

Dera langsung beranjak ke belakang tenda dia mulai memasak tak lama teman temanya yang mencari kayu bakar sama mengambil air datang.

“Bisa masak bu” ledek kak winda

“Bisa donk kak” jawab dera sambil senyum. Kak winda adalah senior dera, dia baik

“Ya udah yuk masak, 1 jam lagi kita pembukaan persami” kata kak winda

“Siap kak winda” jawab dera

1 jam berlalu

“perhatian perhatian, harap kumpul segera di lapangan”,

“Kak ayo, udah disuruh kumpul” kata dera

“Iya. Ni juga lagi pake topi” kata kak winda

Mereka berdua lari menuju lapangan

“Terimakasih buat adik adik semua kalian sudah berkumpul disini, singkat saja, untuk acara api ungun ntar malam, pensi setiap regu harap manampilkan 1 persembahan, entah itu drama atau tarian, dan jangan lupa kalian siapkan surat cinta dan surat cinta itu ditujukan kepada kakak pembina kalian, dan surat itu curahan isi adek adek semua yang menyukai kakak pembina? Kakak pembina berjumlah 30 orang? Kalau saya memperkenalkan satu satu waktunya sangat lama nanti saya beri waktu 2 jam untuk adek adek memperkenalkan Diri dan supaya kalian semua mengenal kakak kakak pembina lebih akrab, supaya isi surat kalian lebih bermakna, kalian mengerti” kata ketua kakak pembina.

“Mengerti” jawab semua regu

“Baik kali ini kita lanjutkan agenda kita, merias tenda kita lebih bagus dan kebersihannya, bubar”

Mereka semua mulai melanjutkan membersihkan dan merias tenda, dera dan winda juga

“Kak, kakak suratnya buat siapa?” Tanya dera

“Buat yang tadi, dia kan cowok kakak” jawab winda sambil senyum

“Dera binggung, dera suka sama kakak yang ujung sono tapi gak tau namanya, mau kenalan malu kak” Kata dera lesu Sambil menunjuk ke arah cowok tampan itu.

“Owww itu? Kakak tau, dia namanya ivan, dia temennya cowok kakak” Kata wanda

“Beneran kak? Ok. deh makasih ya kakak” kata dera senang,

“Perhatian perhatian harap kumpul ke lapangan”
Semua regu berkumbul, dera dan winda langsung lari buru buru,

“Adek adek semua ini waktunya buat kalian semua kenalan sama kakak kakak pembina, waktunya mulai dari sekarang. Priiiittt. Mulai.

Semua orang tergopoh-gopoh untuk memcari kakak pembina yang mereka angap keren. tapi tidak dengan dera, dia hanya melihat dari jauh sosok ivan yang sedang sibuk digerombolin cewek cewek.. Acara pekenalan sudah berakhir, 1 jam untuk MCK dan selanjutnya acara pensi dan api ungun

“Udah rapi aja? gak bengong lagi kan?” Tanya ivan yang tiba tiba nongol dari samping tendanya

“Ahh kakak ngagetin aja, gak lah, aku gak penah benggong kali” ucap dera

“Emm, ok ok, ngomong ngomong tadi aku gak lihat kamu ya? Kamu buat surat buat siapa?” Tanya ivan

“Ada kak, dan harus kakak tau, ntar malam kakak harus lihat dan denger kalau surat yang aku buat itu tulus dari hati aku, dan bukan surat rekayasa ok.” Kata dera

“Ok, ok, akan kakak dengerin. ni buah jeruk spesial buat kamu, makan ya” kata ivan

Malam pun tiba puncak acara dimulai pensi dimulai, api ungun mulai dinyalakan, acara surat cinta gak semua surat dibacakan, hanya diurutkan dari undian saja, ternyata dera mandapatkan undian no 10. mereka membaca satu persatu, hingga akhirnya dera membaca surat cintanya, yang ditujukan kepada ivan, ivan mendengarnya langsung kaget.

Acara malam sudah selesai, ivan tak langsung menuju tenda, dia mencari dera, dia menayakan lagi tentang surat itu,

“Der, apa bener itu?” Tanya ivan

“Iya kak, gimana jawaban kakak” tanya dera balik

“Besok tangal 17 seselai upacara kakak kasih jawaban” kata ivan

Acara persami hanya 2 hari 1 malam.. Tak terasa tangal 17 tingal 3 hari lagi. dan dera tak sabar menungunya. Hari ini tangal 17, dera mulai merasa dag dig dug menunggu jawaban, akhirnya upacara selesai ivan menemui dera.

“Aku terima dek, aku juga suka adek” kata ivan
Dera mendengarkan itu dengan senang, mereka akhirnya berpacaran.

Bulan berganti bulan, hingga 5 10 bulan hubungan mereka, namun winda mendengar kabar kalau ivan selingkuh dengan adik kelasnya di sekolahan. Karena dera dan ivan beda sekolah, dera yang mendengar kabar itu tak langsung percaya dia mencari cari bukti. Hingga suatu hari dera ketemu ivan di sebuah toko ivan sedang jalan sama cewek. Tapi ivan bilang kalau cewek itu sepupunya, dera percaya.

Tak terasa 1 tahun tepat tangal 17 disitu hubungan dera dan ivan dimulai dan diakhiri. Tepat selesai upacara 17 agustus, ivan menemui dera dengan cewek itu juga, ivan menjelaskan semuanya, kalau ivan sebenarnya gak suka sama sekali sama dera, ivan mau menjalin hubungan sama dera, karena dera anak yang pintar dan juga jadi kebanggaan sekolah, ivan hanya manfaatin dera aja.
Namun dera tak marah mendengar penjelasan ivan. Justru dia menerimanya dengan lapang dada, ivan berani mangatakannya, hati dera sakit, tapi lebih sakit lagi kalau ivan membohongi perasaanya, karena dera menyayangi ivan dan ingin melihat ivan bahagia walaupun tak bersamanya.

“Dera, kok nangis sih?” Kata kakaknya tiba tiba datang dari dalem rumah

“Gak kok kak, cuman dera belum bisa nerima kenyataan aja” kata Dera.

“Dera. Setiap orang mempunyai cinta sendiri sendiri. Mungkin ivan itu bukan jodoh kamu”K ata kakaknya

“Iya kak makasih” kata dera sambil memeluk kakaknya.

Baca juga cerita cinta menarik lainnya : Tiga Kata Saja Belum Cukup

THE END

Menyayangimu Tapi Tak Bisa Memilikimu Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Alby Lutfy

0 komentar:

Posting Komentar